BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Olahraga merupakan suatu aktifitas gerak tubuh, mulai dari anggota tubuh bagian atas dan bagian bawah. Dikatakan
aktivitas karena memiliki tujuan pada akhirnya, yakni kualitas hidup yang
meningkat sehingga menjadikan tubuh menjadi sehat dan bugar.
Kehadiran olahraga beriringan dengan hadirnya
kehidupan manusia ini. Tentu saja keberlakuannya juga sampai pada akhir
kehidupan dunia ini. Artinya bahwa olahraga tidak mengenal usia, zaman,
pradaban, negara, strata kehidupan, formal ataupun nonformal.Keseluruhanya
berjalan alami. Hal senada diungkapkan oleh Johan Huizinga dalam bukunya bahwa
keberlakuan olahraga tidak hanya terjadi kepada masyarakat modern, tetapi
bahkan terjadi kepada masyarakat yang bisa dikatakan kuno dan primitif.
Meskipun mudah untuk mengabaikan fakta ini, walaupun sebagian besar olahraga
berlangsung di tingkat informal. Selain partisipasi aktual, kehadiran pada
event olahraga di seluruh negeri mungkin merupakan kebutuhan bagi banyak orang
untuk menontonnya. Sedemikian besarnya peran olahraga dan partisipasi manusia
terhadap olahraga, tentu saja kita harus melihat dan menelaah manfaat dan
nilai-nilai yang terkandung dalam olahraga.
Maka
dari itu, olahraga juga harus memiliki insan-insan yang bertakwa dan beriman
dikarenakan semua kegiatan olahraga terutama dicabang-cabang tertentu
memerlukan kejujuran, selain kejujuran diperlukan rasa tanggung jawab dalam
setiap hal. Olahraga berkaitan dengan ibadah karena kita berolahraga agar badan
sehat dan jika bedan sehat kita dapat menjalankan ibadah dengan baik, sehingga
kita tidak hanya memikirkan keaadan jasmaniah saja tetapi juga rohaniah seperti
kata orang bijak “mensana in corporesano” yan artinya didalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang sehat.
Dan agama merupakan penyeimbang dari olahraga karena
tidak mungkin kita hanya memuaskan hasrat untuk berolahraga tetapi agama
digunakan untuk memuaskan hasrat dalam mendekatkan diri kepada Allah S.W.T,
sebagai Tuhan yang telah menciptakan kita yang telah memberikan badan yang
sehat, keterampilan dan kemampuan khusus sebagai penunjang kita dalam
berolahraga. Agama islam dan olahraga memiliki korelasi atau hubungan dengan
olahraga dikarenakan setiap olahraga selalu mengedapankan sportifitas yang tak
lain sangat berhubungan erat dengan kejujuran, kejujuran sangat perlu
ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif dalam setiap
pertandingan.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa manfaat Olahraga
bagi Agama ?
2.
Apa hubungan Olahraga
dengan Agama ?
3.
Bagaimanakah pro
dan kontra Agama terhadap Olahraga ?
4.
Bagaimanakah
pandangan Agama tentang Olahraga ?
5.
Apa persamaan
dan perbedaan Agama dengan Olahraga dalam sudut Kontemporer?
C. Tujuan
- Untuk
mengetahui apa mamfaat olahraga bagi agama
- Untuk
mengetahui apa hubungan olahraga dengan agama
- Untuk
mengetahui pro dan kontra Agama terhadap Olahraga
- Untuk
mengetahui pandangan agama tentang olahraga
- Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan agama
dengan olahraga dalam sudut pandang kontemporer
D. Manfaat
Pembuatan Makalah
Adapun manfaat dari pembuatan
makalah ini, yaitu sebagai berikut.
1.
Bagi pembaca, makalah
ini dapat menambah wawasan serta meningkatkan pemahaman tentang olahraga dalam
persfektif agama.
2.
Bagi penulis,
kekurangsempurnaan dari makalah ini, diharapkan mendapatkan saran dan kritikan
yang sifatnya membangun atau penyamaan persepsi untuk pembenahan makalah
tentang olahraga dalam persfektif agama.
3.
Makalah ini diharapkan
dapat dijadikan sumber referensi dalam bidang ilmu keolahragaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Olahraga
Pengertian olahraga sangatlah luas dilihat dari segi
manapun olahraga tidak lepas dari gerak manusia yang semata-mata untuk
mendapatkan hasil timbal balik yaitu timbal balik untuk mendapatkan kesehatan,
prestasi, maupun pendidikan. Sukintaka dikutip dalam Paiman (2010 : 18)
mengatakan, olahraga adalah aktivitas jasmani dan permainan yang dilakukan
dengan perjuangan melawan dirinya sendiri, teman bermain, dan lingkungan alam
untuk memperoleh kemenangan. Olahraga adalah setiap aktivitas yang mengandung
sifat atau ciri permainan dan melibatkan unsur perjuangan mengendalikan diri
sendiri atau orang lain untuk konfrontasi dengan alam (Dini, 2012:61).
Olahraga sebagai kata majemuk berasal dari kata olah
dan raga. Olah artinya upaya untuk mengubah atau mematangkan, juga bisa
diartikan sebagai upaya untuk menyempurnakan. Kata olah merupakan perubahan
dari kata ulah, ulah artinya perbuatan, tindakan atau tingkah laku sehingga
olahraga dapat diartikan dengan aktivitas fisik (Harsuki, 2003:44). Maka, dapat
disimpulkan olahraga adalah suatu gerak atau aktivitas yang dilakukan untuk
mendapatkan sesuatu baik dari segi jasmani maupun rohani yang mampu memberikan
manfaat bagi jiwa dan raga.
Hakikat olahraga adalah gerak manusia, olahraga muncul dari hasil kreasi gerak manusia,
secara tidak disadari bahwa setiap kreasi gerak manusia dalam melakukan hal
apapun itu sudah termasuk olahraga, apapun bentuk aktivitas fisik dari manusia
terkandung dalam olahraga.
B. Pengertian Agama
Kata
“agama” berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan
kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa
Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat
kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama merupakan
sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan
nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban
yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata agama. Namun akan sedikit
sulit mendefenisikan pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri
oleh Mukti Ali, salah seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang
mengatakan; “Barangkali tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan
defenisi selain dari kata agama.”
Menurut
Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan alasan dalam
menanggapi statemen tersebut. Pertama karena pengalaman agama adalah soal batin
dan subjektif. Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan
emosional daripada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu
dengan emosi yang kuat dan yang ketiga
konsepsi tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan
pengertian agama.
Mohammad
Natsir pernah mengatakan agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu
problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal
agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama
tidak dapat diberikan pengertian secara umum. Dalam memberikan defenisi
tersebut, para ahli menempuh beberapa cara; Pertama dengan menggunakan analisis
etimologis, yaitu menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata lainnya
yang digunakan dalam arti yang sama. Kedua, analisis deskriptif, menganalisis
gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara
mengenai agama maka terdapat tiga padanan kata yang semakna dengannya yaitu
religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa
ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti pendapat Sidi Gazalba dan Zainal
Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas pengertiannya daripada religi
dan agama. Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan Tuhan saja
sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia
dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din (memakai
awalan al-ta’rif) hanya ditujukan kepada Islam saja.
Sedangkan
pendapat yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna sama seperti
pendapat Endang Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaan hanya terletak
pada segi bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa
sanskerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa Melayu (nusantara) dibawa oleh
agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan.
Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang
hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia,
atau jalan yang menunjukkan darimana, bagaimana dan hendak kemana hidup manusia
di dunia ini.
C. Manfaat
Olahraga Bagi Agama
Dalam
buku yang berjudul ''Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam'' oleh Dr Mahmud Ahmad
Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams Mesir), ditegaskan
bahwa olah raga sangat berguna bagi kesehatan manusia jika dia mau sehat.
Olahraga merupakan kebutuhan hidup manusia, sebab apabila seseorang melakukan
olahraga dengan teratur akan membawa pengaruh yang baik terhadap perkembangan
jasmaninya.
Olahraga
sangat bervariasi dan sangat bermanfaat. Hal ini sudah dikenal oleh orang-orang
terdahulu. Dalam Ath-Thibbun Nabawi (Kedokteran a la Nabi) Ibnul Qayyim
mengatakan, “Berkuda, panahan, gulat dan lomba lari adalah olahraga untuk
keseluruhan fisik dan mampu menghilangkan penyakit akut”.
Semua
itu tidak perlu dilakukan secara rutin setiap hari. Sejumlah pakar mendapatkan
bahwa melakukan olahraga 5 kali dalam sepekan sudah cukup untuk mewujudkan
tujuan yang dimaksud, dengan syarat, dilakukan dengan rutin.
Selain
dari berguna bagi pertumbuhan kepada perkembangan jasmani manusia, juga memberi
pengaruh kepada perkembangan rohaninya, pengaruh tersebut dapat memberikan
efesiensi kerja terhadap alat-alat tubuh, sehingga peredaran darah, pernafasan
dan pencernaan menjadi teratur.
Beberapa
anggota Majelis Ulama Indonesia mempunyai pandangan yang sama tentang hukum
olahraga menurut ajaran Islam, bahwa hukum olahraga adalah sunnah atau
dianjurkan melakukannya menurut ajaran Islam selama pelaksanaannya menurut
ajaran Islam.
Semua
agama sepakat ada beberapa manfaat
berolahraga antara lain :
1. Meningkatkan kerja dan
fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yang ditandai dengan : (1)Aerobik
adalah : Olahraga yang dilakukan secara terus-menerus dimana kebutuhan oksigen
masih dapat dipenuhi tubuh. Misalnya : Jogging, senam, renang, bersepeda.
(2)Anaerobik adalah : Olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi
seluruhnya oleh tubuh. Misalnya : Angkat besi, lari sprint 100 M, tenis
lapangan, bulu tangkis. (3) Denyut nadi istirahat menurun. (4)Kapasitas
bertambah. (5) Penumpukan asam laktat berkurang. (6) Meningkatkan pembuluh
darah kolateral. (7)Meningkatkan HDL Kolesterol. • Mengurangi aterosklerosis.
2. Meningkatkan kekuatan
otot dan kepadatan tulang yang ditandai pada : (1) Pada anak : mengoptimalkan
pertumbuhan. (2) Pada orang dewasa : memperkuat masa tulang,menurunkan nyeri
sendi kronis pada pinggang, punggung dan lutut.
3. Meningkatkan kelenturan
(fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera.
4. Terhindar dari resiko terjadinya
berbagai penyakit seperti : Tekanan darah tinggi : mengurangi tekanan sistolik
dan diastolic, Penyakit jantung koroner : menambah HDL-kolesterol dan mengurangi
lemak tubuh, Kencing manis : menambah sensitifitas insulin, Infeksi :
meningkatkan sistem imunitas.
5. Meningkatkan sistem hormon
melalui peningkatan sensitifitas hormon terhadap
jaringan tubuh dan meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan
mempertahankan berat badan ideal.
6. Meningkatkan aktivitas sistem
kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui peningkatan pengaturan kekebalan
tubuh.
D. Hubungan Olahraga Dan Agama
Agama dan olahraga tentunya sangat berkaitan,
kedua-duanya saling berhubungan dimana agama berhubungan dengan olahraga dan
olahraga berhubungan dengan agama. Keduanya secara tidak langsung tidak dapat
dipisahkan hubungan ini bisa dibuktikan dengan sifat-sifat yang ada di dalam
olahraga berlandaskan kepada agama, khususnya agama islam. Seperti sifat jujur
dalam bertanding dalam islam kita di wajibkan untuk selalu jujur juga dan kita
juga diajarkan untuk saling menghormati maupun menghargai individu lain dalam
olahraga. Disini kedua hal tersebut harus seimbang, olahraga itu baik untuk
kesehatan dan dengan tubuh yang sehat maka seseorang dapat melakukan ibadah
dengan lebih baik. Maka dari itu, selain memiliki jasmani yang sehat, seseorang
juga perlu mengimbangi dengan keadaan rohani yang sehat pula, yang dapat
dicapai dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seseorang harus sehat
jasmani dan juga rohani, karena dalam menjalankan aktifitas kehidupannya Allah SWT
telah memberikannya bentuk tubuh beserta fungsinya dengan sempurna dan kita
dapat bersyukur dengan selalu menjalankan perintahnya dan juga menjaga tubuh
ini dengan baik. Allah SWT menyukai muslim yang kuat, dengan kata lain agama
islam menganjurkan setiap umatnya untuk menjadi kuat, kuat rohaninya maupun
jasmaninya. Untuk mendapatkan rohani yang kuat, kita beribadah. Dan untuk
mendapatkan jasmani yang kuat, kita harus berolahraga. Kita sebagai manusia
hanya bisa berikhtiar, sedangkan segala keputusan Allah SWT yang menentukan. Jadi
serajin apapun kita berlatih untuk mencapai target yang diinginkan, apabila
tidak di imbangi dengan berdoa dan beribadah semuanya akan sia-sia, dengan kita
berdoa insyallah segala sersuatunya pasti akan mendapatkan atau diridhoi oleh
allah SWT.
Hubungan antara olahraga dan agama yaitu tentang
kejujuran serta keadilan. Agama mengajarkan kita untuk bersikap jujur dan adil.
Dalam pertandingan olahraga, peran agamapun sangat penting, seperti sebelum
bertanding kita berdoa. Disetiap pertandingan olahraga setiap atletpun
menjunjung tinggi sportifitas dan kejujuran,karena tujuan dari olahraga itu
sendiri adalah kerendahan dalam kemenangan dan kesetiakawanan dalam kekalahan. Apabila
seorang atlet memenangi pertandingan diharapkan dapat rendah diri, dan mampu
membangkitkan semangat kepada lawan yang kalah. Seperti sifat rasul yang selalu
sederhana tidak pernah sombong dan selalu menyayangi setiap manusia tanpa harus
memandang status ornag tersebut. Sebagai atlit atau wasit dituntut untuk
profesional dalam menjalaninya. Dalam bertanding, misalnya kita harus fairplay
dan sportif. Serta sebagai wasit,kita harus bersikap adil dan tidak membela
salah satu kelompok pemain.Jadi hubungan olahraga dan agama itu sangat penting
untuk dipahami.
Dalam berolahraga kita diajarkan untuk bersikap jujur
dan sportif seperti yang diajarkan agama kita harus selalu bersikap jujur dan
adil. Selain itu dengan berolahraga kita bisa menyehatkan jasmani dan rohani
serta pikiran kita pun menjadi lebih sehat dan dapat berpikiran positif.
Dalam pertandingan olahraga, peran agamapun sangat
penting, seperti sebelum bertanding kita berdoa. Disetiap pertandingan olahraga
setiap atletpun menjunjung tinggi sportifitas dan kejujuran,karena tujuan dari
olahraga itu sendiri adalah kerendahan dalam kemenangan dan kesetiakawanan
dalam kekalahan. Apabila seorang atlet memenangi pertandingan diharapkan dapat
rendah diri, dan mampu membangkitkan semangat kepada lawan yang kalah. Seperti
sifat rasul yang selalu sederhana tidak pernah sombong dan selalu menyayangi
setiap manusia tanpa harus memandang status orang tersebut.
Dan
agama merupakan penyeimbang dari olahraga karena tidak mungkin kita hanya
memuaskan hasrat untuk berolahraga tetapi agama digunakan untuk memuaskan
hasrat dalam mendekatkan diri kepada
Allah SWT, sebagai Tuhan yang telah menciptakan kita yang telah
memberikan badan yang sehat, keterampilan dan kemampuan khusus sebagai
penunjang kita dalam berolahraga. Agama islam dan olahraga memiliki korelasi
atau hubungan dengan olahraga dikarenakan setiap olahraga selalu mengedapankan
sportifitas yang tak lain sangat berhubungan erat dengan kejujuran, kejujuran
sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif
dalam setiap pertandingan.
E. Pro Dan Kontra Olahraga Dalam Agama
Manfaat olahraga bagi tubuh
manusia berfungsi bukan hanya sebagai penyembuhan secara kuratif, tetapi jauh
lebih besar sebagai penyembuhan secara preventif. Kajian psikologi peran
olahraga untuk perkembangan mental manusia menduduki peran yang strategis dalam
keseimbangan dan pembentukan karakter seseorang. Selain itu olahraga memiliki
nilai-nilai filosofi bagi kehidupan manusia dalam kehidupan sosial. Tentu saja
nilai-nilai olahraga itu tidak bisa dipandang sebelah mata dalam kontek
kemasyaraktan.
Mencermati
penjelasan di atas, tentunya olahraga sangat fleksibel dengan kehidupan ini,
apa lagi jika di kaitkan dengan kehidupan keagamaan. Tentu saja sangat tidak
mungkin olahraga bertentangan baik dalam kemanfaatanya maupun nilai-nilai yang
terkandung dalam olahraga. Kontroversi yang terjadi, bukanlah persoalan nilai
dan manfaatnya secara prinsip, melainkan pada media yang dipakai oleh para
pelaku olahraga seperti; berbusana, tujuan individu dalam melakukan olahraga
itu sendiri. Sebagian contoh dikalangan masyarakat muslim masih menyisakan
persoalan olahraga yang dalam kaidah agama dipandang menyimpang dari ajaran
Islam. Nampaknya kita semua sepakat bahwa persoalan ini sebenarnya bukan pada
prinsip dan nilai olahraga itu sendiri, melainkan kepada pemakaIn busana bagi
individunya. Kuatnya persoalan ini, di picu oleh adanya regulasi dalam olahraga
kompetitif yang mengharuskan berbusana yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
agama terutama Islam, karena di agama selain islam hal ini bukan menjadi
persoalan serius.
Sepertihalnya seorang pemain sepakbola muslim yang bernama mesut ozil dari arsenal
tetap melakukan ibadah puasa saat latihan. Selain itu salah satu kolam renang
di inggris sudah memerapkan aturan seorang perempuan harus mengunakan pakaian
tertutup lengkap dengan tutupan kepala hal ini dilakukan agar mengurangi
tingkat kejahatan seperti pelecehan dikolamrenang.
Sebagai makhluk yang beragama tentu
kita juga menghormati dan menghargai sikap dan aturan yang diterapkan oleh
suatu agama, apa lagi setiap agama memberikan keleluasaan bagi setiap individu
untuk memilih agamanya. Dan sikap ini dilindungi oleh Undang-Undang kenegaran
manapun.
F. Perspektif
Agama Tentang Olahraga
Banyak
orang yang salah paham terhadap identitas Islam. Kesalahpahamannya itu berdasarkan pada
pandangan yang salah. Menurut mereka seorang muslim yang baik adalah mereka yang
lamban dalam berjalan (mlakune koyo macam luwe istilah Jawa pent). Menundukan
muka dihadapan publik, tidak cepat dan tidak lari ketika berjalan, tidak
mendatangi tempat olahraga, tidak bermain sepak bola, tidak berenang dilaut,
atau naik sepeda. Seorang Muslim adalah orang yang mempunyai persepsi bahwa
olahraga termasuk permainan yang dapat melenakan seseorang dari ibadah atau mengurangi nilai waqar (tawadlu),
eksistensi dan kehormatannya di mata manusia, atau menjadikan mereka diragukan
ilmunya, kepandaiannya dan agamanya.
Pandangan
seperti ini justru merupakan pandangan yang sepihak. Islam datang untuk urusan
duniawi dan ukwrowi secara bersamaan. Islam datang untuk hidup dan mati ,
kekuatan, gerakan, aktivitas dan olahraga, bahkan Islam datang dengan syari’at
dan orientasi yang melindungi kekuatan dan kesempurnaan jasmani. Untuk itu
Islam memotivasi kepada umatnya untuk berolahrga.


![]() |
“Kewajiban
orang tua terhadap anaknya adalah mengajarkan menulis, berenang dan memanah.
Oleh karena itu,
agama Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan olahraga untuk menjaga
kesehatan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan melakukan ibadah kepada Allah SWT.
Sedangkan
menurut orang-orang Atheis berpendapat bahwa kepercayaan bahwa agama bisa
berperan menentukan hasil pertandingan, sebagai khayalan belaka. Tetapi sangat
mungkin mengesampingkan isu apakah Tuhan ada atau tidak dan amati saja dampak
keyakinan pada Tuhan terhadap kinerja.
Inilah yang dilakukan Jeong-keu Park dari Universitas
Seoul pada tahun 2000 dengan mempelajari kinerja para atlet Korea Selatan. Dia
mendapati bahwa doa bukan hanya faktor penting dalam mengatasi rasa grogi
tetapi juga dalam mencapai kinerja puncak.
Satu kutipan salah seorang peserta dalam penelitian Park
memperkuat temuan itu: "Saya selalu menyiapkan pertandingan dengan doa.
Saya menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan tanpa ragu. Doa membuat saya tenang
dan lebih yakin dan saya melupakan ketakutan pada kekalahan. Hasilnya,
permainan menjadi bagus."
Pada tahun 1960-an, serangkaian penelitian mendapati
bahwa penyakit jantung lebih jarang dialami oleh masyarakat yang taat bergama.
Penelitian berikutnya memperpanjang temuan ini, termasuk makalah tahun 1996
yang menemukan bahwa tingkat kematian di kalangan sekuler dua kali lebih tinggi
dibanding kalangan yang taat beragama. Tampaknya, keyakinan agama bisa
memberikan maanfaat kesehatan.
Sedangkan pandangan agama Kristen tentang olahraga
menurut Timotius 4:8 memberitahu kita, “Latihan badani terbatas gunanya, tetapi
ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup
ini maupun untuk hidup yang akan datang.” Perhatikan bahwa ayat ini tidak
mengatakan bahwa olahraga tidak ada gunanya. Ayat ini mengatakan bahwa olahraga
berguna, namun mengungkapkan prioritas yang benar dengan mengatakan bahwa
ibadah memiliki nilai yang lebih besar. Rasul Paulus juga menyebut tentang
latihan badani dalam ilustrasi mengenai kebenaran rohani. 1 Korintus 9:24-27, “
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut
berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu
larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut
mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka
berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk
memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan
dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku
dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang
lain, jangan aku sendiri ditolak.” 2 Timotius 2:5: “Seorang olahragawan hanya
dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut
peraturan-peraturan olahraga.” 2 Timotius 4:7: “Aku telah mengakhiri
pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara
iman.”
Jadi jelaslah bahwa tidak ada salahnya orang Kristen
berolahraga. Bahkan Alkitab jelas sekali mengatakan bahwa kita perlu memelihara
tubuh kita dengan baik (1 Korintus 6:19-20). Efesus 5:29 memberitahu kita,
“Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan
merawatinya,” Alkitab memperingatkan kita terhadap ketamakan/hal yang
berlebih-lebihan (Ulangan 21:20, Amsal 23:2, 2 Petrus 1:5-7, 2 Tmotius 3:1-9, 2
Korintus 10:5). Pada saat yang sama Alkitab memberi peringatan mengenai
kesia-siaan (1 Samuel 16:7; Amsal 31:30; 1 Petrus 3:3-4). Apa kata Alkitab
mengenai kesehatan? Jadilah orang sehat! Bagaimana kita mencapai sasaran itu?
Dengan berolahraga secara moderat dan makan selayaknya. Inilah model Alkitab
mengenai kesehatan dan olahraga.
G. Persamaan
Dan Perbedaan Dalam Sudut Kontemporer
Persamaan olahraga dan agama masing-masing mempunyai
stuktur organisasi mulai dari tingkat dunia, nasional, daerah sampai ke tingkat
daerah yang paling bawah. Dalam organisasi tersebut memuat berbagai aturan baik
secara umum maupun secara khusus yang harus diberlakukan pada setiap orang yang
ikut terlibat di dalamnya. Tujuan pemberlakuan aturan untuk memberikan jaminan
terciptanya keharmonisan, keadilan, keamanan, dan kelancaran manusia dalam
menjalani aktivitas hidup dan kehidupannya di dunia.
Perbedaan olahraga dan agama bisa ditinjau dari aspek
sumber aturan, dan tujuan. Dalam olahraga yang menjadi sumber aturannya adalah
semata-mata merupakan hasil karya cipta manusia, artinya peraturan dibuat oleh
induk organisasi olahraga semata yang di dalamnya memuat aturan-aturan yang
berkenaan dengan hubungan antar manusia, dan dari waktu ke waktu mengalami
perubahan disesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan zaman . Sedangkan agama
sumber aturannya dari Alkitab, yang merupakan wahyu langsung dari Allah melalui
malaikat Jibril. Bagi masyarakat muslim aturan itu disebut Syari’at yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai penjabaran dan penjelasan
Al-Qur’an. “Syari’at Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah landasan
pokoknya, landasan itu bersifat kokoh, fleksibel, terbuka berbagai kemungkinan
untuk dapat mengantisipasi perkembangan zaman, namun tetap landasan pokok itu
tidak harus goyah dan tidak akan goyah.” (Asyafah, 1990:3)
Dari aspek tujuan; kegiatan olahraga dengan
seperangkat aturan yang diberlakukan setiap orang akan mejadi kompetitor bagi
orang lain yang sama-sama berperan sebagai pelaku, sehingga tumbuh persaingan
untuk saling mengalahkan dan menjatuhkan dan pada akhirnya akan muncul seorang
pemenang atau juara. Sedangkan tujuan agama dengan pemberlakuan syariat Islam
kepada umatnya untuk seimbang, selaras, harmonis, dan ajeg. Umat Islam harus
mencari kehidupan akhirat yang baik tapi jangan melupakan dunia, umat Islam
disuruh memperhatikan rohani, jangan melupakan jasmani. Memang demikian
syari’at Islam mengarahkan keseimbangan (QS, Al-hijr:19, Ar-Rahmaan:7) dan
manusia tak boleh melanggarnya (QS, Ar-Rahmaan:8), kalau dilanggar akan terjadi
ketidak harmonisan atau krisis, Mimi Heatami.
(2011).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Didalam berolahrga manusia memerlukan suatu
kepercayaan atau agama. Karena agama merupakan penyeimbang dari olahraga. Untuk
itu didalam berolahraga kita juga harus mendekatkan
diri kepada Allah S.W.T, sebagai Tuhan yang telah menciptakan kita yang telah
memberikan badan yang sehat, keterampilan dan kemampuan khusus sebagai
penunjang kita dalam berolahraga.
Agama juga mengajarkan umatnya untuk mengedapankan
sportifitas yang tak lain sangat berhubungan erat dengan kejujuran, kejujuran
sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif
dalam setiap pertandingan.
B. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, adapun saran
yang dianjurkan yaitu sebagai akademisi harus dapat mengaplikasikan dasar-dasar
ilmu keolahragaan dengan sebaik-baiknya. Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat menambah wawasan tentang
olahraga dalam persfektif agama.
DAFTAR PUSTAKA
Al Fanjari. S. A. (2005). Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Harsuki. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
http://id.wikipedia.org/wiki/Olahraga_di_Indonesia.
Diakses pada hari Minggu, 13 September 2015
Pukul 14. 23 WIB.
https://gusrabanged.wordpress.com/2009/12/31/hubungan-antara-agama-dan-olahraga/. Diakses pada hari Jum’at, 11 September 2015 Pukul 10.00 WIB.
Mimi Heatami.
(2011). Nilai Eksistensi Olahraga dalam Perspektif Agama Islam dari:http://jurnal.upi.edu/mimbar-pendidikan-dasar/view/1763/nilai-eksistensi-olahraga-dalam-perspektif-agama-islam.html.
Paiman.
(2010). Penanaman Nilai Kesetiakawanan Sosial melalui Pendidikan Jasmani dan
Olahraga. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia (Nomor 1 Tahun 2010). Hlm.
14-21.
Rahmani Mikanda. (2014). Buku Super Lengkap Olahraga. Jakarta Timur :Dunia Cerdas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar