Jumat, 28 Oktober 2016

Makalah Agama dan Olahraga

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga merupakan suatu aktifitas gerak tubuh, mulai dari anggota tubuh bagian atas dan bagian bawah. Dikatakan aktivitas karena memiliki tujuan pada akhirnya, yakni kualitas hidup yang meningkat sehingga menjadikan tubuh menjadi sehat dan bugar.
Kehadiran olahraga beriringan dengan hadirnya kehidupan manusia ini. Tentu saja keberlakuannya juga sampai pada akhir kehidupan dunia ini. Artinya bahwa olahraga tidak mengenal usia, zaman, pradaban, negara, strata kehidupan, formal ataupun nonformal.Keseluruhanya berjalan alami. Hal senada diungkapkan oleh Johan Huizinga dalam bukunya bahwa keberlakuan olahraga tidak hanya terjadi kepada masyarakat modern, tetapi bahkan terjadi kepada masyarakat yang bisa dikatakan kuno dan primitif. Meskipun mudah untuk mengabaikan fakta ini, walaupun sebagian besar olahraga berlangsung di tingkat informal. Selain partisipasi aktual, kehadiran pada event olahraga di seluruh negeri mungkin merupakan kebutuhan bagi banyak orang untuk menontonnya. Sedemikian besarnya peran olahraga dan partisipasi manusia terhadap olahraga, tentu saja kita harus melihat dan menelaah manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam olahraga.
            Maka dari itu, olahraga juga harus memiliki insan-insan yang bertakwa dan beriman dikarenakan semua kegiatan olahraga terutama dicabang-cabang tertentu memerlukan kejujuran, selain kejujuran diperlukan rasa tanggung jawab dalam setiap hal. Olahraga berkaitan dengan ibadah karena kita berolahraga agar badan sehat dan jika bedan sehat kita dapat menjalankan ibadah dengan baik, sehingga kita tidak hanya memikirkan keaadan jasmaniah saja tetapi juga rohaniah seperti kata orang bijak “mensana in corporesano” yan artinya didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Dan agama merupakan penyeimbang dari olahraga karena tidak mungkin kita hanya memuaskan hasrat untuk berolahraga tetapi agama digunakan untuk memuaskan hasrat dalam mendekatkan diri kepada Allah S.W.T, sebagai Tuhan yang telah menciptakan kita yang telah memberikan badan yang sehat, keterampilan dan kemampuan khusus sebagai penunjang kita dalam berolahraga. Agama islam dan olahraga memiliki korelasi atau hubungan dengan olahraga dikarenakan setiap olahraga selalu mengedapankan sportifitas yang tak lain sangat berhubungan erat dengan kejujuran, kejujuran sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif dalam setiap pertandingan.











B. Rumusan Masalah
1.      Apa manfaat Olahraga bagi Agama ?
2.      Apa hubungan Olahraga dengan Agama ?
3.      Bagaimanakah pro dan kontra Agama terhadap Olahraga ?
4.      Bagaimanakah pandangan Agama tentang Olahraga ?
5.      Apa persamaan dan perbedaan Agama dengan Olahraga dalam sudut  Kontemporer?
C. Tujuan
  1. Untuk mengetahui apa mamfaat olahraga bagi agama
  2. Untuk mengetahui apa hubungan olahraga dengan agama
  3. Untuk mengetahui pro dan kontra Agama terhadap Olahraga
  4. Untuk mengetahui pandangan agama tentang olahraga
  5. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan agama dengan olahraga dalam sudut pandang kontemporer
D. Manfaat Pembuatan Makalah
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut.
1.    Bagi pembaca, makalah ini dapat menambah wawasan serta meningkatkan pemahaman tentang olahraga dalam persfektif agama.
2.    Bagi penulis, kekurangsempurnaan dari makalah ini, diharapkan mendapatkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun atau penyamaan persepsi untuk pembenahan makalah tentang olahraga dalam persfektif agama.
3.    Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi dalam bidang ilmu keolahragaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Olahraga
Pengertian olahraga sangatlah luas dilihat dari segi manapun olahraga tidak lepas dari gerak manusia yang semata-mata untuk mendapatkan hasil timbal balik yaitu timbal balik untuk mendapatkan kesehatan, prestasi, maupun pendidikan. Sukintaka dikutip dalam Paiman (2010 : 18) mengatakan, olahraga adalah aktivitas jasmani dan permainan yang dilakukan dengan perjuangan melawan dirinya sendiri, teman bermain, dan lingkungan alam untuk memperoleh kemenangan. Olahraga adalah setiap aktivitas yang mengandung sifat atau ciri permainan dan melibatkan unsur perjuangan mengendalikan diri sendiri atau orang lain untuk konfrontasi dengan alam (Dini, 2012:61).
Olahraga sebagai kata majemuk berasal dari kata olah dan raga. Olah artinya upaya untuk mengubah atau mematangkan, juga bisa diartikan sebagai upaya untuk menyempurnakan. Kata olah merupakan perubahan dari kata ulah, ulah artinya perbuatan, tindakan atau tingkah laku sehingga olahraga dapat diartikan dengan aktivitas fisik (Harsuki, 2003:44). Maka, dapat disimpulkan olahraga adalah suatu gerak atau aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu baik dari segi jasmani maupun rohani yang mampu memberikan manfaat bagi jiwa dan raga.
Hakikat olahraga adalah gerak manusia, olahraga  muncul dari hasil kreasi gerak manusia, secara tidak disadari bahwa setiap kreasi gerak manusia dalam melakukan hal apapun itu sudah termasuk olahraga, apapun bentuk aktivitas fisik dari manusia terkandung dalam olahraga.

B. Pengertian Agama
Kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama merupakan  sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata agama. Namun akan sedikit sulit mendefenisikan pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan defenisi selain dari kata agama.”
Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan alasan dalam menanggapi statemen tersebut. Pertama karena pengalaman agama adalah soal batin dan subjektif. Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional daripada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu dengan emosi yang kuat dan yang  ketiga konsepsi tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama tidak dapat diberikan pengertian secara umum. Dalam memberikan defenisi tersebut, para ahli menempuh beberapa cara; Pertama dengan menggunakan analisis etimologis, yaitu menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata lainnya yang digunakan dalam arti yang sama. Kedua, analisis deskriptif, menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan kata yang semakna dengannya yaitu religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas pengertiannya daripada religi dan agama. Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan Tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din (memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan kepada Islam saja.
Sedangkan pendapat yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna sama seperti pendapat Endang Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaan hanya terletak pada segi bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa sanskerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa Melayu (nusantara) dibawa oleh agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan. Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia, atau jalan yang menunjukkan darimana, bagaimana dan hendak kemana hidup manusia di dunia ini.
C. Manfaat Olahraga Bagi Agama
Dalam buku yang berjudul ''Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam'' oleh Dr Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams Mesir), ditegaskan bahwa olah raga sangat berguna bagi kesehatan manusia jika dia mau sehat. Olahraga merupakan kebutuhan hidup manusia, sebab apabila seseorang melakukan olahraga dengan teratur akan membawa pengaruh yang baik terhadap perkembangan jasmaninya.
Olahraga sangat bervariasi dan sangat bermanfaat. Hal ini sudah dikenal oleh orang-orang terdahulu. Dalam Ath-Thibbun Nabawi (Kedokteran a la Nabi) Ibnul Qayyim mengatakan, “Berkuda, panahan, gulat dan lomba lari adalah olahraga untuk keseluruhan fisik dan mampu menghilangkan penyakit akut”.
Semua itu tidak perlu dilakukan secara rutin setiap hari. Sejumlah pakar mendapatkan bahwa melakukan olahraga 5 kali dalam sepekan sudah cukup untuk mewujudkan tujuan yang dimaksud, dengan syarat, dilakukan dengan rutin.
Selain dari berguna bagi pertumbuhan kepada perkembangan jasmani manusia, juga memberi pengaruh kepada perkembangan rohaninya, pengaruh tersebut dapat memberikan efesiensi kerja terhadap alat-alat tubuh, sehingga peredaran darah, pernafasan dan pencernaan menjadi teratur.
Beberapa anggota Majelis Ulama Indonesia mempunyai pandangan yang sama tentang hukum olahraga menurut ajaran Islam, bahwa hukum olahraga adalah sunnah atau dianjurkan melakukannya menurut ajaran Islam selama pelaksanaannya menurut ajaran Islam.
Semua agama sepakat  ada beberapa manfaat berolahraga antara lain :
1. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yang ditandai dengan : (1)Aerobik adalah : Olahraga yang dilakukan secara terus-menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh. Misalnya : Jogging, senam, renang, bersepeda. (2)Anaerobik adalah : Olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya : Angkat besi, lari sprint 100 M, tenis lapangan, bulu tangkis. (3) Denyut nadi istirahat menurun. (4)Kapasitas bertambah. (5) Penumpukan asam laktat berkurang. (6) Meningkatkan pembuluh darah kolateral. (7)Meningkatkan HDL Kolesterol. • Mengurangi aterosklerosis.
2. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang ditandai pada : (1) Pada anak : mengoptimalkan pertumbuhan. (2) Pada orang dewasa : memperkuat masa tulang,menurunkan nyeri sendi kronis pada pinggang, punggung dan lutut.
3. Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera.
4. Terhindar dari resiko terjadinya berbagai penyakit seperti : Tekanan darah tinggi : mengurangi tekanan sistolik dan diastolic, Penyakit jantung koroner : menambah HDL-kolesterol dan mengurangi lemak tubuh, Kencing manis : menambah sensitifitas insulin, Infeksi : meningkatkan sistem imunitas.
5. Meningkatkan sistem hormon melalui peningkatan sensitifitas hormon  terhadap jaringan tubuh dan meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan mempertahankan berat badan ideal.
6. Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui peningkatan pengaturan kekebalan tubuh.
D. Hubungan Olahraga Dan Agama
Agama dan olahraga tentunya sangat berkaitan, kedua-duanya saling berhubungan dimana agama berhubungan dengan olahraga dan olahraga berhubungan dengan agama. Keduanya secara tidak langsung tidak dapat dipisahkan hubungan ini bisa dibuktikan dengan sifat-sifat yang ada di dalam olahraga berlandaskan kepada agama, khususnya agama islam. Seperti sifat jujur dalam bertanding dalam islam kita di wajibkan untuk selalu jujur juga dan kita juga diajarkan untuk saling menghormati maupun menghargai individu lain dalam olahraga. Disini kedua hal tersebut harus seimbang, olahraga itu baik untuk kesehatan dan dengan tubuh yang sehat maka seseorang dapat melakukan ibadah dengan lebih baik. Maka dari itu, selain memiliki jasmani yang sehat, seseorang juga perlu mengimbangi dengan keadaan rohani yang sehat pula, yang dapat dicapai dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seseorang harus sehat jasmani dan juga rohani, karena dalam menjalankan aktifitas kehidupannya Allah SWT telah memberikannya bentuk tubuh beserta fungsinya dengan sempurna dan kita dapat bersyukur dengan selalu menjalankan perintahnya dan juga menjaga tubuh ini dengan baik. Allah SWT menyukai muslim yang kuat, dengan kata lain agama islam menganjurkan setiap umatnya untuk menjadi kuat, kuat rohaninya maupun jasmaninya. Untuk mendapatkan rohani yang kuat, kita beribadah. Dan untuk mendapatkan jasmani yang kuat, kita harus berolahraga. Kita sebagai manusia hanya bisa berikhtiar, sedangkan segala keputusan Allah SWT yang menentukan. Jadi serajin apapun kita berlatih untuk mencapai target yang diinginkan, apabila tidak di imbangi dengan berdoa dan beribadah semuanya akan sia-sia, dengan kita berdoa insyallah segala sersuatunya pasti akan mendapatkan atau diridhoi oleh allah SWT.
Hubungan antara olahraga dan agama yaitu tentang kejujuran serta keadilan. Agama mengajarkan kita untuk bersikap jujur dan adil. Dalam pertandingan olahraga, peran agamapun sangat penting, seperti sebelum bertanding kita berdoa. Disetiap pertandingan olahraga setiap atletpun menjunjung tinggi sportifitas dan kejujuran,karena tujuan dari olahraga itu sendiri adalah kerendahan dalam kemenangan dan kesetiakawanan dalam kekalahan. Apabila seorang atlet memenangi pertandingan diharapkan dapat rendah diri, dan mampu membangkitkan semangat kepada lawan yang kalah. Seperti sifat rasul yang selalu sederhana tidak pernah sombong dan selalu menyayangi setiap manusia tanpa harus memandang status ornag tersebut. Sebagai atlit atau wasit dituntut untuk profesional dalam menjalaninya. Dalam bertanding, misalnya kita harus fairplay dan sportif. Serta sebagai wasit,kita harus bersikap adil dan tidak membela salah satu kelompok pemain.Jadi hubungan olahraga dan agama itu sangat penting untuk dipahami.
Dalam berolahraga kita diajarkan untuk bersikap jujur dan sportif seperti yang diajarkan agama kita harus selalu bersikap jujur dan adil. Selain itu dengan berolahraga kita bisa menyehatkan jasmani dan rohani serta pikiran kita pun menjadi lebih sehat dan dapat berpikiran positif.
Dalam pertandingan olahraga, peran agamapun sangat penting, seperti sebelum bertanding kita berdoa. Disetiap pertandingan olahraga setiap atletpun menjunjung tinggi sportifitas dan kejujuran,karena tujuan dari olahraga itu sendiri adalah kerendahan dalam kemenangan dan kesetiakawanan dalam kekalahan. Apabila seorang atlet memenangi pertandingan diharapkan dapat rendah diri, dan mampu membangkitkan semangat kepada lawan yang kalah. Seperti sifat rasul yang selalu sederhana tidak pernah sombong dan selalu menyayangi setiap manusia tanpa harus memandang status orang tersebut.
Dan agama merupakan penyeimbang dari olahraga karena tidak mungkin kita hanya memuaskan hasrat untuk berolahraga tetapi agama digunakan untuk memuaskan hasrat dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagai Tuhan yang telah menciptakan kita yang telah memberikan badan yang sehat, keterampilan dan kemampuan khusus sebagai penunjang kita dalam berolahraga. Agama islam dan olahraga memiliki korelasi atau hubungan dengan olahraga dikarenakan setiap olahraga selalu mengedapankan sportifitas yang tak lain sangat berhubungan erat dengan kejujuran, kejujuran sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif dalam setiap pertandingan.

E. Pro Dan Kontra Olahraga Dalam Agama
Manfaat olahraga bagi tubuh manusia berfungsi bukan hanya sebagai penyembuhan secara kuratif, tetapi jauh lebih besar sebagai penyembuhan secara preventif. Kajian psikologi peran olahraga untuk perkembangan mental manusia menduduki peran yang strategis dalam keseimbangan dan pembentukan karakter seseorang. Selain itu olahraga memiliki nilai-nilai filosofi bagi kehidupan manusia dalam kehidupan sosial. Tentu saja nilai-nilai olahraga itu tidak bisa dipandang sebelah mata dalam kontek kemasyaraktan.
Mencermati penjelasan di atas, tentunya olahraga sangat fleksibel dengan kehidupan ini, apa lagi jika di kaitkan dengan kehidupan keagamaan. Tentu saja sangat tidak mungkin olahraga bertentangan baik dalam kemanfaatanya maupun nilai-nilai yang terkandung dalam olahraga. Kontroversi yang terjadi, bukanlah persoalan nilai dan manfaatnya secara prinsip, melainkan pada media yang dipakai oleh para pelaku olahraga seperti; berbusana, tujuan individu dalam melakukan olahraga itu sendiri. Sebagian contoh dikalangan masyarakat muslim masih menyisakan persoalan olahraga yang dalam kaidah agama dipandang menyimpang dari ajaran Islam. Nampaknya kita semua sepakat bahwa persoalan ini sebenarnya bukan pada prinsip dan nilai olahraga itu sendiri, melainkan kepada pemakaIn busana bagi individunya. Kuatnya persoalan ini, di picu oleh adanya regulasi dalam olahraga kompetitif yang mengharuskan berbusana yang bertentangan dengan prinsip-prinsip agama terutama Islam, karena di agama selain islam hal ini bukan menjadi persoalan serius.
Sepertihalnya seorang pemain sepakbola  muslim yang bernama mesut ozil dari arsenal tetap melakukan ibadah puasa saat latihan. Selain itu salah satu kolam renang di inggris sudah memerapkan aturan seorang perempuan harus mengunakan pakaian tertutup lengkap dengan tutupan kepala hal ini dilakukan agar mengurangi tingkat kejahatan seperti pelecehan dikolamrenang.
Sebagai makhluk yang beragama tentu kita juga menghormati dan menghargai sikap dan aturan yang diterapkan oleh suatu agama, apa lagi setiap agama memberikan keleluasaan bagi setiap individu untuk memilih agamanya. Dan sikap ini dilindungi oleh Undang-Undang kenegaran manapun.



F. Perspektif Agama Tentang Olahraga
            Banyak orang yang salah paham terhadap identitas Islam.   Kesalahpahamannya itu berdasarkan pada pandangan yang salah. Menurut mereka seorang muslim yang baik adalah mereka yang lamban dalam berjalan (mlakune koyo macam luwe istilah Jawa pent). Menundukan muka dihadapan publik, tidak cepat dan tidak lari ketika berjalan, tidak mendatangi tempat olahraga, tidak bermain sepak bola, tidak berenang dilaut, atau naik sepeda. Seorang Muslim adalah orang yang mempunyai persepsi bahwa olahraga termasuk permainan yang dapat melenakan seseorang dari ibadah  atau mengurangi nilai waqar (tawadlu), eksistensi dan kehormatannya di mata manusia, atau menjadikan mereka diragukan ilmunya, kepandaiannya dan agamanya.
            Pandangan seperti ini justru merupakan pandangan yang sepihak. Islam datang untuk urusan duniawi dan ukwrowi secara bersamaan. Islam datang untuk hidup dan mati , kekuatan, gerakan, aktivitas dan olahraga, bahkan Islam datang dengan syari’at dan orientasi yang melindungi kekuatan dan kesempurnaan jasmani. Untuk itu Islam memotivasi kepada umatnya untuk berolahrga.
Rasulullah SAW bersabda :


 


“Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarkan menulis, berenang dan memanah.
Oleh karena itu, agama Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan olahraga untuk menjaga kesehatan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari  dan melakukan ibadah kepada Allah SWT.
Sedangkan menurut orang-orang Atheis berpendapat bahwa kepercayaan bahwa agama bisa berperan menentukan hasil pertandingan, sebagai khayalan belaka. Tetapi sangat mungkin mengesampingkan isu apakah Tuhan ada atau tidak dan amati saja dampak keyakinan pada Tuhan terhadap kinerja.
Inilah yang dilakukan Jeong-keu Park dari Universitas Seoul pada tahun 2000 dengan mempelajari kinerja para atlet Korea Selatan. Dia mendapati bahwa doa bukan hanya faktor penting dalam mengatasi rasa grogi tetapi juga dalam mencapai kinerja puncak.
Satu kutipan salah seorang peserta dalam penelitian Park memperkuat temuan itu: "Saya selalu menyiapkan pertandingan dengan doa. Saya menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan tanpa ragu. Doa membuat saya tenang dan lebih yakin dan saya melupakan ketakutan pada kekalahan. Hasilnya, permainan menjadi bagus."
Pada tahun 1960-an, serangkaian penelitian mendapati bahwa penyakit jantung lebih jarang dialami oleh masyarakat yang taat bergama. Penelitian berikutnya memperpanjang temuan ini, termasuk makalah tahun 1996 yang menemukan bahwa tingkat kematian di kalangan sekuler dua kali lebih tinggi dibanding kalangan yang taat beragama. Tampaknya, keyakinan agama bisa memberikan maanfaat kesehatan.
Sedangkan pandangan agama Kristen tentang olahraga menurut Timotius 4:8 memberitahu kita, “Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” Perhatikan bahwa ayat ini tidak mengatakan bahwa olahraga tidak ada gunanya. Ayat ini mengatakan bahwa olahraga berguna, namun mengungkapkan prioritas yang benar dengan mengatakan bahwa ibadah memiliki nilai yang lebih besar. Rasul Paulus juga menyebut tentang latihan badani dalam ilustrasi mengenai kebenaran rohani. 1 Korintus 9:24-27, “ Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” 2 Timotius 2:5: “Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.” 2 Timotius 4:7: “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”
Jadi jelaslah bahwa tidak ada salahnya orang Kristen berolahraga. Bahkan Alkitab jelas sekali mengatakan bahwa kita perlu memelihara tubuh kita dengan baik (1 Korintus 6:19-20). Efesus 5:29 memberitahu kita, “Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya,” Alkitab memperingatkan kita terhadap ketamakan/hal yang berlebih-lebihan (Ulangan 21:20, Amsal 23:2, 2 Petrus 1:5-7, 2 Tmotius 3:1-9, 2 Korintus 10:5). Pada saat yang sama Alkitab memberi peringatan mengenai kesia-siaan (1 Samuel 16:7; Amsal 31:30; 1 Petrus 3:3-4). Apa kata Alkitab mengenai kesehatan? Jadilah orang sehat! Bagaimana kita mencapai sasaran itu? Dengan berolahraga secara moderat dan makan selayaknya. Inilah model Alkitab mengenai kesehatan dan olahraga.

G. Persamaan Dan Perbedaan Dalam Sudut Kontemporer
Persamaan olahraga dan agama masing-masing mempunyai stuktur organisasi mulai dari tingkat dunia, nasional, daerah sampai ke tingkat daerah yang paling bawah. Dalam organisasi tersebut memuat berbagai aturan baik secara umum maupun secara khusus yang harus diberlakukan pada setiap orang yang ikut terlibat di dalamnya. Tujuan pemberlakuan aturan untuk memberikan jaminan terciptanya keharmonisan, keadilan, keamanan, dan kelancaran manusia dalam menjalani aktivitas hidup dan kehidupannya di dunia.
Perbedaan olahraga dan agama bisa ditinjau dari aspek sumber aturan, dan tujuan. Dalam olahraga yang menjadi sumber aturannya adalah semata-mata merupakan hasil karya cipta manusia, artinya peraturan dibuat oleh induk organisasi olahraga semata yang di dalamnya memuat aturan-aturan yang berkenaan dengan hubungan antar manusia, dan dari waktu ke waktu mengalami perubahan disesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan zaman . Sedangkan agama sumber aturannya dari Alkitab, yang merupakan wahyu langsung dari Allah melalui malaikat Jibril. Bagi masyarakat muslim aturan itu disebut Syari’at yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai penjabaran dan penjelasan Al-Qur’an. “Syari’at Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah landasan pokoknya, landasan itu bersifat kokoh, fleksibel, terbuka berbagai kemungkinan untuk dapat mengantisipasi perkembangan zaman, namun tetap landasan pokok itu tidak harus goyah dan tidak akan goyah.” (Asyafah, 1990:3)
Dari aspek tujuan; kegiatan olahraga dengan seperangkat aturan yang diberlakukan setiap orang akan mejadi kompetitor bagi orang lain yang sama-sama berperan sebagai pelaku, sehingga tumbuh persaingan untuk saling mengalahkan dan menjatuhkan dan pada akhirnya akan muncul seorang pemenang atau juara. Sedangkan tujuan agama dengan pemberlakuan syariat Islam kepada umatnya untuk seimbang, selaras, harmonis, dan ajeg. Umat Islam harus mencari kehidupan akhirat yang baik tapi jangan melupakan dunia, umat Islam disuruh memperhatikan rohani, jangan melupakan jasmani. Memang demikian syari’at Islam mengarahkan keseimbangan (QS, Al-hijr:19, Ar-Rahmaan:7) dan manusia tak boleh melanggarnya (QS, Ar-Rahmaan:8), kalau dilanggar akan terjadi ketidak harmonisan atau krisis, Mimi Heatami.  (2011).









BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Didalam berolahrga manusia memerlukan suatu kepercayaan atau agama. Karena agama merupakan penyeimbang dari olahraga. Untuk itu didalam  berolahraga kita juga harus mendekatkan diri kepada Allah S.W.T, sebagai Tuhan yang telah menciptakan kita yang telah memberikan badan yang sehat, keterampilan dan kemampuan khusus sebagai penunjang kita dalam berolahraga.            
Agama juga mengajarkan umatnya untuk mengedapankan sportifitas yang tak lain sangat berhubungan erat dengan kejujuran, kejujuran sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif dalam setiap pertandingan.

B. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, adapun saran yang dianjurkan yaitu sebagai akademisi harus dapat mengaplikasikan dasar-dasar ilmu keolahragaan dengan sebaik-baiknya. Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat menambah wawasan tentang olahraga dalam persfektif agama.










DAFTAR PUSTAKA


Al Fanjari. S. A. (2005). Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam. Jakarta : Bumi  Aksara.

Harsuki. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

http://id.wikipedia.org/wiki/Olahraga_di_Indonesia. Diakses pada hari Minggu, 13 September 2015 Pukul 14. 23 WIB.

https://gusrabanged.wordpress.com/2009/12/31/hubungan-antara-agama-dan-olahraga/. Diakses pada hari Jum’at, 11 September 2015 Pukul 10.00 WIB.

Mimi Heatami.  (2011). Nilai Eksistensi Olahraga dalam Perspektif Agama Islam   dari:http://jurnal.upi.edu/mimbar-pendidikan-dasar/view/1763/nilai-eksistensi-olahraga-dalam-perspektif-agama-islam.html.

Paiman. (2010). Penanaman Nilai Kesetiakawanan Sosial melalui Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia (Nomor 1 Tahun 2010). Hlm. 14-21.

Rahmani Mikanda. (2014). Buku Super Lengkap Olahraga. Jakarta Timur :Dunia Cerdas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar