Jumat, 28 Oktober 2016

Sport Marketing

PEMASARAN OLAHRAGA


Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Tomoliyus


 


Oleh:
Rahmad Dwi Propayanda,S.Pd
Ipa Sari Kardi, S.Or
Sukarno, S.Pd

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016



Pemasaran Olahraga
Pemasaran merupakan sebuah bentuk kegiatan yang kompleks untuk keberhasilan dari organisasi-organisasi keolahragaan. Sebagian pelaku bisnis mendeskripsikan pemasaran olahraga seperti menjual barang dan jasa untuk mencari keuntungan. Tetapi pemasaran olaharaga lebih dari sekedar menjual. Orang-orang yang bekerja di bidang periklanan dan humas menganggap pemasaran olahraga seperti mencarikan tiket Super Bowl untuk pelanggan atau menjamu sponsor perusahaan pada Turnamen Golf Terbuka Amerika. Tetapi pemasaran olahraga lebih dari sekedar periklanan dan hubungan masyarakat. Mereka yang menyediakan layanan untuk atlit profesional mungkin memandang pemasaran olahraga seperti menjadwal atlit untuk menghadiri pembukaan akbar sebuah pusat perbelanjaan atau menjadwalkan para pengelola bisnis untuk bermain tenis dengan Leyton Hewitt atau Lindsay Davenport. Tetapi pemasaran olahraga lebih dari sekedar hubungan masyarakat.
Pitts dan Stotlar (2002) mengartikan pemasaran olahraga sebagai “proses perancangan dan penerapan kegiatan untuk produksi, pemberian harga, promosi dan distribusi dari sebuah produk olahraga atau produk bisnis olahraga untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen dan untuk menggapai tujuan-tujuan perusahaan”. Menyeimbangkan tujuan bisnis perusahaan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen merupakan sebuah tantangan dalam industri manapun, tetapi pemasaran olahraga bahkan lebih kompleks karena olahraga mempunyai karakteristik tertentu yang menjadikannya unik. Mullin, Hardy, dan Sutton (2000) menjabarkan karakteristik olahraga berbeda dari produk, barang, dan jasa lain. Karakteristik tersebut sebagai berikut:
1.      Aspek-aspek dalam olahraga tak nampak. Contohnya,  orang tidak bisa menyentuh pertandingan sesungguhnya yang terjadi antara dua tim sepakbola. tetapi, hanya menyentuh produk-produk yang berhubungan dengan kejadian tersebut seperti peralatan, bangku di stadion, topi, kaos, video, dsb. Sebagai tambahan, Brooks (1994) menegaskan bahwa olahraga mempunyai dimensi tak nampak yang dihasilkan secara internal dan diwakili oleh emosi dan pengalaman para pemain dan penonton. Contohnya meliputi:
a.       Luapan kegembiraan emosional yang pemain olahraga alami ketika menjalani waktu terbaik mereka.
b.      Kecemasan yang penonton alami ketika menonton permainan yang spektakuler dalam olahraga seperti sebuah slam dunk dalam  bola basket.
c.       Kepuasan yang para atlit dapatkan ketika mengatasi tantangan-tantangan yang diberikan para pesaing atau lingkungan olahraga.
d.      Kesedihan yang penonton rasakan ketika tim atau atlit favorit mereka kalah dalam pertandingan.
2.      Olahraga itu subjektif dan beraneka ragam karena kesan, pengalaman, dan pengertian mengenai pengalaman olahraga bisa bervariasi dari orang ke orang. Dua orang yang menonton permainan hoki bisa mempunyai perbedaan pengalaman yang signifikan. Salah satu menganggap permainan tersebut tidak menarik, sedangkan yang satunya menganggapnya menarik. Karena para pemasar olahraga tidak dapat dengan mudah memperkirakan kesan, pengalaman, dan pengartian yang konsumen akan dapatkan mengenai pengalaman konsumsi olahraga tersebut.
3.      Olahraga tidak konsisten dan sulit ditebak untuk sejumlah alasan. Beberapa dari banyak faktor yang mempengaruhi pengalaman olahraga  mencakup cedera pemain, keadaan emosional pemain, momentum tim, dan cuaca. Pemasar olahraga punya sedikit kendali atas beberapa faktor tersebut. Di lain pihak, meskipun ketidakpastian dari kegiatan olahraga menghalangi para pemasar olahraga dari menawarkan konsumen jaminan, ketidakpastian tersebut memberikan kegembiraan tambahan yang penonton dan pemasar olahraga nikmati.
4.      Olahraga bersifat berakhir karena pengalaman olahraga dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Contohnya, ketika atlit bertanding (seperti menghasilkan tindakan dan pengalaman), para penonton menonton pertandingan  (seperti mengkonsumsi tindakan dan pengalaman). Beberapa orang tertarik melihat pertandingan sepakbola atau hoki. Akibatnya, para pemasar harus fokus dalam berpromosi untuk menaikkan penjualan tiket. Berdasarkan sifat berkahir dari pertandingan olahraga, para pemasar olahraga kerap menawarkan barang nampak (seperti kaos, cenderamata, dan barang dagangan lain) untuk mengingatkan akan pengalaman olahraga yang telah berakhir.
5.      Seperti yang telah disinggung dalam diskusi mengenai aspek-aspek tak nampak dari olahraga, olahraga melibatkan emosi. Beberapa penonton menjadi terikat secara emosional dengan tim dan dianggap sebagai penggemar fanatik. Para konsumen lain mungkin membeli produk resmi, replika seragam dan logo tim sebagai cara mengenali tim kebanggaan. Para konsumen jarang memperlihatkan emosi semacam itu kepada barang atau produk lain.
Karakteristik olahraga membuat para pemasar olahraga merasa ada beberapa tantangan dan peluang yang menarik. Dengan diberikannya karakteristk tersebut, harus  mempertimbangkan faktor dalam membuat keputusan mengenai mengemas, mempromosikan, dan menyampaikan olahraga. Bab ini akan membahas mengenai keharusan dalam mengembangkan rencana pemasaran olahraga (strategi dan tindakan) yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat, unsur-unsur campuran pemasaran, cara memilih konsumen untuk olahraga, cara perusahaan mengembangkan rencana pemasaran olahraga yang bertanggung jawab secara sosial, dan proses terintegrasi yang terlibat pengemasan, penempatan, promosi, dan penyampaian olahraga kepada konsumen. Selain itu juga memahami masalah-masalah yang dihadapi oleh manajer olahraga dalam menerapkan rencana pemasaran olahraga serta membahas tantangan dan tren yang akan datang dalam pemasaran olahraga.
Memasarkan olahraga merupakan sebuah pekerjaan yang menantang namun sangat menarik. Meskipun demikian, industri olahraga bersaing dengan industri-industri lain, seperti musik dan hiburan, untuk uang dan waktu yang dipilih konsumen. Oleh karena itu, keputusan mengenai pemasaran olahraga harus didasari oleh informasi yang bagus dan rasional. Di Amerika, industri olahraga telah diperkirakan untuk menghasilkan pendapatan sekitar $213 miliar USD per tahun, menjadikannya industri Amerika terbesar keenam (Broughton, Lee, & Nethery, 1999). Karena pertumbuhan dan kepopuleran olahraga sebagai bisnis yang meningkat, sejumlah sumberdaya menawarkan informasi dan kebijakan yang berharga menyangkut olahraga, pemasaran, dan pemasaran olahraga.
Evolusi dalam Pemasaran Olahraga
Fullerton (1998) dan Hardy (1990) membagi sejarah pemasaran olahraga Amerika kedalam tiga periode: (1) Masa Awal Mula, 1820-1880;  (2) Masa Perkembangan Institusional, 1880-1920; dan (3) Masa Penyempurnaan dan Perumusan, 1920-1990.
Selama Masa Awal Mula, putusan pemasaran pemasaran mikro muncul sebagai tanggapan atas pertumbuhan pengaruh besar dari daya dorong eksternal (Pitts & Stotlar, 2002). Pitts dan Stotlar mendeskripsikan strategi William Fuller, seorang promotor tinju di Carolina Selatan.  Pada tahun 1824 Fuller mengajak para konsumen ke dalam “pertunjukkan megah yang menyenangkan, berkelas, dan gemerlap” melalui iklan surat kabar dan selebaran yang mengabarkan tentang pertunjukkan teater, tinju, dan kembang api. Tinju hanyalah satu aspek  dari keseluruhan produknya. Tidak seperti strategi pemasaran berdaya tinggi sekarang ini, usaha Fuller tidak menyertakan pemberitahuan mengenai harga dan lokasi apabila acaranya sulit untuk dijangkau. Selain itu, meskipun promosinya melibatkan surat kabar dan selebaran, mereka masih sangat bergantung dari promosi dari mulut ke mulut di dalam sebuah komunitas kecil pecinta olahraga.
Sepanjang tahun 1850an dan 1860an, promosi bola dan meja bilyar Michael Phelan mencapai kemajuan yang signifikan melebihi promosi tinju yang sebelumnya. Sebagai alat untuk memasarkan bola dan meja bilyar, Phelan mengidentifikasi komunitas olahraga yang sedang tumbuh yang diikuti para pria kulit putih berumur 18 sampai 35 tahun dan pemilik bisnis dari kedai dan bar yang melayani komunitas tersebut. Phelan juga mengakui bahwa pemasaran bola bilyar meluas melebihi pasar lokal sampai ke kota-kota besar lainnya. Dengan mengadakan turnamen nasional bola bilyar, menerbitkan Billiard Cue, dan menjabat sebagai pimpinan dalam Asosiasi Pemain Bola Bilyar Amerika, Phelan dapat meraih pengakuan nama merek dan mempromosikan produknya sebagai ajang dan peralatan bola bilyar terbaik. Alhasil, Phelan dapat sukses bersaing dengan sejumlah perusahaan yang terus bertambah, dan kuasanya atas perkembangan teknologi pada peralatan bola bilyar dan aturan standar permainan turut andil dalam mempengaruhi pilihan pembeli untuk tipe berbeda dari produk bola bilyar. Strategi pemasaran Phelan adalah sebuah awalan untuk pengembangan yang lebih seksama mengenai teknik pemasaran mikro. Tren bisbol pada tahun 1865 sampai 1870 menyertakan biaya pengakuan gugatan untuk sebuah produk hiburan olahraga, mempromosikan persaingan olahraga, mempromosikan kompetisi, tur, turnamen, kompetisi antar bintang, dan kejuaraan melalui surat kabar, jurnal mingguan, dan publikasi bisbol khusus, menerbitkan ulasan pertandingan dan musim berdasar statistic, dan mempromosikan bisbol sebagai hiburan nasional Amerika. Para promotor bisbol sebelumnya menentukan harga, promosi, dan tempat berdasarkan pada ukuran dan pertumbuhan pasar, dan mereka mengambil keuntungan dari peningkatan dalam pendapatan per kapita dan waktu pilihan (Pitts & Stotlar, 2002).
Pitts dan Stotlar (2002) mencatat bahwa konsep mikro dan makro berkaitan dengan pemasaran olahraga modern yang berkembang sepanjang masa. Perkembangan Institusional (1880-1920): perencanaan produk, managemen produk, distribusi, penentuan harga, dan promosi. Selama periode ini, produk-produk olahraga dicap, diberi merek dagang, dan dikemas untuk lebih menarik konsumen. Analisa pasar untuk menetukan kebutuhan konsumen, memperkirakan potensi pasar, dan persaingan studi bermula pada titik balik di abad itu. Sebelum 1880 harga merupakan hasil perkiraan. Setelah 1880 penentuan harga menjadi sebuah bagian penting dari strategi pemasaran. Kegiatan promosi meluas dalam hal volume dan intensitas, dibangun berdasarkan strategi yang digunakan para promotor bisbol.
Sepanjang Masa Penyempurnaan dan Perumusan (1920-1990), pemasaran olahraga terus berkembang sepanjang jalur yang terbentuk selama Masa Perkembangan Institusional. Perluasan dan konsentrasi populasi diikuti oleh sebuah peningkatan signifikan. Olahraga diuntungkan dari pengembangan tersebut karena para konsumen menginginkan lebih banyak produk olahraga dan lebih banyak bentuk hiburan olahraga. Perubahan teknologi mempengaruhi distribusi dan produksi dari barang-barang olahraga. Lintasan kereta api dan sistem angkutan jalur truk antar pulau memungkinkan distribusi produk yang luas sampai ke kota-kota besar dan kecil, dan desa-desa kecil. Munculnya telegraf dan telepon memberikan alternatif alat komunikasi yang maju yang dapat digunakan sebagai sebuah bisnis.
Mengembangkan Sebuah Strategi Pemasaran untuk Sebuah Jaringan Olahraga Amerika Utara yang Bertempat di Eropa
Di sebagian besar negara-negara Eropa, sulit mencari olahraga berbasis Amerika Utara di televisi, terutama siaran langsung dan tanpa disunting. Tradisinya,  saluran Eropa menyiarkan olahraga berbasis Eropa seperti sepakbola, rugby, kriket, balapan Formula Satu, dan kompetisi tingkat nasional seperti balap sepeda, golf, tenis, dan olahraga lain yang ditonton di Amerika. Ketika olahraga Amerika Utara ditontonkan, disiarkan kelewat malam atau pagi dini hari, dan mempunyai komentator olahraga lokal yang  mungkin tidak mengerti tentang nuansa olahraga tersebut. Beberapa tahun lalu, observasi tersebut sampai pada kesimpulan bahwa sebuah pasar ada untuk sebuah saluran yang mau menyiarkan olahraga Amerika Utara.
Jaringan Olahraga Amerika Utara (NASN) didirikan pada bulan Desember 2002 sebagai sebuah saluran olahraga terbaik yang bertempat di Inggris dan Irlandia dan olahraga yang tersiar 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 365 hari  setahun. NASN dibentuk untuk mengisi kekosongan yang ada di pasar, penyebaran konten olahraga Amerika Utara (contohnya MLB, NHL, NBA, NFL, NASCAR, dsb). Saluran tersebut akan menyiarkan pertandingan langsung, pertandingan tunda, siaran ulang, dan pertunjukkan majalah olahraga untu menyediakan sebanyak mungkin laporan olahraga Amerika Utara. Berdasarkan anggapan bahwa sebagian besar pelanggan adalah orang Amerika Utara,  sebuah rencana pemasaran dikembangkan untuk mendeteksi dimana orang Amerika Utara tinggal dan bekerja, publikasi yang mereka baca. Sebuah strategi dikembangkan untuk berbicara pada penonton potensial dalam aksen Amerika Utara dan untuk mengembangkan sebuah identitas yang akrab dan mengingatkan mereka akan kampung halaman.
Setelah sekitar satu tahun pengembangan saluran, mulai terlihat bahwa meskipun sebuah dan alat pemasaran. Sepanjang era ini, produsen barang-barang olahraga dan promotor olahraga mengembangkan dan menyempurnakan strategi pemasaran mikro sebagai tanggapan atas daya dorong eksternal yang baru dan sangat kuat. Sejumlah orang Amerika Utara menonton saluran tersebut, mayoritas penonton yang sangat besar (lebih dari 80%) berasal dari Inggris dan Irlandia. NASN melaksanakan sebuah studi penelitian pasar menggunakan kelompok pusat dan tinjauan untuk menginvestigasi fenomena ini. Penelitian tersebut mengungkap sejumlah besar penonton potensial yang bisa dikonversi ke pelanggan apabila mereka dapat ditargetkan selayaknya.
Manajemen memutuskan bahwa ini saatnya untuk menilai kembali strategi pemasaran saluran tersebut. Cetakan yang lebih lebar dan periklanan online telah dikembangkan. Saluran tersebut tidak lagi hanya ditujukan pada orang Amerika dan Kanada. Ajang promosi seperti roadshow telah dikembangkan untuk menyoroti pengalaman saluran untuk pusat perbelanjaan dan pentas olahraga lokal. Periklanan yang lebih luas dikembangkan dengan tujuan untuk mempertahankan aksen Amerika Utara ketika merujuk pada sebuah populasi yang lebih besar dan mengajak masyarakat ke dalam pengalaman menonton yang baru. Ungkapan-ungkapan olahraga Amerika Utara diperkenalkan, logo perserikatan dan citra olahraga disertakan, dan ungkapan “Setiap hari menonton olahraga” diperkenalkan  untuk menciptakan sebuah identitas merek yang mendukung posisi merk NASN. Identitas saluran tersebut berkembang dengan perubahan dalam demografi dan kebutuhan penonton atas sebuah produk yang berbeda yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Saat ini, NASN terus berkembang. Saluran tersebut meluas ke wilayah Eropa lainnya mencakup Jerman, Perancis, Austria, Swiss, Belanda, dan banyak negara lain yang bertujuan menjadi saluran berbasis Eropa. Seiring dengan pertumbuhan tersebut muncul tantangan-tangan baru. NASN harus menjaga identitas intinya sambil mengajak berbagai macam penonton dengan budaya dan bahasa yang berbeda. Pada akhirnya, pasar akan dianalisa lagi, dan posisi pasar akan dikembangkan dan dipromosikan untuk menyoroti keunikan dari produk NASN, satu-satunya saluran TV di Eropa yang didedikasikan untuk Olahraga Amerika Utara.
Mengembangkan Rencana Pemasaran Olahraga
Rencana pemasaran bertindak sebagai peta jalan atau strategi permainan untuk kegiatan pemasaran sebuah organisasi. Mempunyai rencana pemasaran yang dikembangkan dengan baik adalah kunci untuk kesuksesan pemasaran organisasi keolahragaan. Empat unsur utama dari sebuah rencana pemasaran---produk, harga, tempat, dan promosi. Unsur-unsur tersebut ditetapkan dengan baik dalam industri pemasaran dan dikenal secara luas sebagai 4 P:
1.      Produk (Product)---Benda nampak (objek), jasa, atau kualitas yang memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.      Harga (Price)---Nilai dari produk dan biaya yang konsumen harus terima untuk dapat memperoleh produk tersebut. Para konsumen menentukan nilai dari suatu produk dengan menyeimbangkan keuntungan yang telah diperkirakan dari pembelian produk terhadap biaya produk yang telah diperkirakan. Ketika keuntungan didapat dari sebuah produk melampaui biaya terkait dengan produk, para konsumen kemudian yakin bahwa produk tersebut punya nilai.
3.      Tempat (Place)---Saluran distribusi yang memberikan akses kepada konsumen dalam mendapatkan produk tersebut.
4.      Promosi (Promotion)---Komunikasi terintegrasi dan aktifitas hubungan masyarakat yang berkomunikasi, menginformasikan, meyankinkan, dan memotivasi konsumen untuk membeli produk tersebut.
Untuk memaksimalkan keberhasilan, para pemasar mengembangkan rencana pemasaran untuk memanipulasi empat P dalam sebuah variasi cara tergantung pada misi organisasi dan fluktuasi pasar (Pitts & Stotlar, 2002). Manipulasi tersebut sangat penting untuk menjalankan rencana pemasaran agar berhasil. Tetapi untuk membuat sebuah rencana komprehensif untuk mencapai tujuan pemasaran, para pemasar harus mempertimbangkan faktor-faktor di luar empat P. dalam bab ini menyajikan proses 10 langkah untuk mengembangkan rencana pemasaran olahraga yang disebut 10 P---tujuan, produk, proyeksi pasar, posisi, pemain, kemasan, harga, promosi, tempat, dan janji.
Langkah 1: Identifikasi Tujuan Rencana Pemasaran Olahraga
Langkah 1 melibatkan pengklarifikasian tujuan rencana pemasaran olahraga dan menghubungkan rencana tersebut ke misi dan nilai-nilai inti organisasi. Sebelum pengemasan, promosi, dan penyampaian dapat terlaksana, pemasar olahraga harus menetapkan sebuah konteks untuk menyediakan sebuah orientasi dan arah untuk apa yang mereka lakukan untuk menyelesaikan dan bagaimana mereka berharap demikian. Menentukan sebuah konteks membutuhkan para pemasar olahraga untuk mengkaji nilai-nilai inti organisasi tersebut seperti yang telah diuraikan dalam pernyataan misi dan mengajukan kegiatan dan ajang pemasaran dengan tujuan yang mengukuhkan dan sejalan dengan keseluruhan misi organisasi.
Disamping mengijinkan pernyataan misi untuk membimbing proses perencanaan pemasaran, para pemasar juga harus mempunyai tujuan yang jelas dan terukur. Tujuan merupakan pernyataan ringkasan umum dari hasil yang diharapkan. Contoh dari tujuan pemasaran dapat berupa untuk meningkatkan kehadiran sebesar 5% dan untuk meningkatkan partisipasi anak muda dalam program hubungan masyarakat sebesar 10%. Tujuan merupakan kegiatan khusus yang memungkinkan para pemasar untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Contoh dari tujuan yang terkait dengan tujuan yang sebelumnya telah disebutkan dapat berupa untuk meningkatkan penjualan tiket pramusim dengan memberikan harga diskon, menambahkan barang hadiah promosi kompetisi untuk anak muda, dan menawarkan mereka klinik dan perkemahan olahraga. Ketika tujuan telah dicapai dan sejalan dengan misi organisasi, rencana pemasaran dapat dianggap sukses.
Langkah 2: Analisis Produk Olahraga
Pada langkah 2 pemasar menganalisis produk olahraga dan menentukan apakah produk tersebut merupakan barang nampak, sebuah pertandingan atau ajang, atau sebuah layanan. Produk olahraga adalah tiga dimensi (Pitts, Fielding, & Miller, 1994), yang terdiri dari barang-barang nampak, layanan pendukung, dan pertandingan atau ajang itu sendiri (lihat figur 9.3). Barang-barang olahraga mencakup benda nampak seperti pakaian (contohnya sepatu, pakaian aerobik, topi, kaos) dan peralatan (contohnya tongkat pemukul, bola, mobil, dan bagian mobil, perlengkapan berkuda, sepeda gunung). Layanan pendukung mencakup kegiatan atau program tambahan untuk olahraga kecuali diperlukan untuk pengoperasiannya sendiri (contohnya penanggung jawab pertandingan, pelatih atletik, psikolog olahraga). Pertandingan atau ajang itu sendiri terdiri dari dua dimensi: produk inti dan ekstensi produk (Mullin, Hardy, & Sutton, 2000).
Langkah 3: Proyeksikan Iklim Pasar
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, olahraga tidak berada dalam isolasi; kondisi pasar mempunyai pengaruh yang dalam atas hal itu. Maka dari itu, langkah 3 merupakan sebuah analisis dari iklim di masa lampau dan masa kini dalam rangka memproyeksikan dan memprediksi iklim pasar yang akan datang, yang akan mempengaruhi praktik pemasaran. Menilai iklim olahraga membutuhkan pengujian dari faktor-faktor eksternal dan internal sebagaimana mereka mempengaruhi upaya pemasaran. Contohnya, faktor-faktor internal yang mempengaruhi iklim Liga Bisbol Utama termasuk para pemain, pemilik, manajemen tim, dan karyawan. Media, sponsor perusahaan, pengiklan, penonton, dan pemerintah federal menjadi contoh faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi iklim Liga Bisbol Utama.
Langkah 4: Posisikan Produk Olahraga
Menurut Shank (2005), penempatan merupakan penetapan kesatuan olahraga dalam pikiran konsumen pada target pasar. Tujuandari penempatan tersebut adalah untuk membedakan produk olahraga dengan produk yang bersaing dengan membuat gambaran yang berbeda mengenai produk tersebut. Citra yang berbeda tercipta di dalam pikiran konsumen yang berdasar pada (1) tipe konsumen yang membeli produk, (2) desain produk sebanding dengan manfaat yang ditawarkan produk tersebut, (3) harga produk, dan (4) tempat dimana produk tersebut dijual atau dimana acara digelar (sontohnya arena atau fasilitas). Para pemasar kerap memposisikan produk dengan melalui komunikasi verbal maupun nonverbal kepada konsumen. Citra olahraga dapat disampaikan melalui logo, symbol, dan pesan lewat iklan TV dan radio, pengumuman layanan publik, jingle, publikasi media, artikel berita, dan artikel fitur. Contohnya, pada tahun 1995 Reebok mengembangkan sebuah iklan TV baru mengenai keikutsertaan anak perempuan dalam olahraga (lihat Penggambaran yang Menyemangati). Iklan ini menyampaikan sebuah citra yang berbeda untuk memperoleh perhatian dari peserta olahraga, penonton, dan relawan wanita.
Langkah ke.5 Memilih Pemain: Menganalisis dan Mentarget Pengguna.
Ditahap ini pemasar menganalisis pasar dan beberapa target pengguna, untuk mencari pemain yang dapat merencanakan pemasaran yang sukses. Koleksi informasi yang siap untuk meneliti pasar memungkingkan pemasar untuk membagi pengguna ke dalam klaster atau kategori sesuai degan karakteristiknya. Proses ini dinamakan segmentasi pasar yang berguna untuk mengidentifikasi target yang dicari. Segmentasi pasar mengijinkan pemasar olahraga untuk mengidentifikasi klaster terkecil dari pengguna olahraga yang boleh memperlihatkan keinginannya, kebutuhannya, dan ketertarikannya dalam menganggap olahraga. Arah pembelian tenaga olahraga membuat populasi etnik komunitas dengan ekonomi yang menggiurkan dan dengan potensi keuntungan pengguna sekmen untuk pemasar olahraga. Tenaga ekonomi dan olahraga menarik etnik minoritas yang mempersembahkan keuntungan besar. Sebagai pengguna yang berbasis unutk olahraga berkelanjutan untk meningkatkan keragaman etnis jadi akan membutuhkan perencanaan pemasaran yang mencerminkan keragaman budaya yang alami.
Disamping pembangunan untuk pasar etnik minoritas, pemasaran, promosi mereka lalu merealisasikan pentingnya dari merancang strategi pemasaran untuk menarik pengguna atau konsumen perempuan. Nascar menawarkan sebuah contoh dari organisasi olahraga yang membuat upaya bersama untuk menarik pengguna wanita. Produk yang ditawarkan seperti tanktops, celana pendek, dan kaos. Seperti yang disebutkan sebelumnya, kelompok lain dari pengguna yang menarik perhatian dari pemasar olahraga adalah pengguna generasi X (orang-orang yang lahir diantara tahun 1964-1978). Sebagai tambahan karakteristik pengguna seperti balapan dan etnisitas, umur dan jenis kelamin yang mungkin digabungkan atau dikombinasikan untuk membuat target pemasaran  yang spesifik dalam kategori generasi X. Setelah mengidentifikasi target, pemasar dapat membangun sebuah strategi untuk mendapatkan kategori generasi X. Permainan X dan permainan graviti juga disesuaikan untuk menarik target pasar dari para generasi X. Memilih pemain adalah aspek nyata dari rencana pemasaran. Tanpa pengguna tentu saja organisasi olahraga tidak akan bisa menjadi sukses dalam meraih tujuan pasar mereka dan objektif. Setelah pemasar melakukan identifikasi target pengguna untuk produk mereka, mereka harus menggunakan sebuah nomor dari strategi yang dapat membantu menggambar pengguna yang ditargetkan untuk organisasi olahraga itu.
Langkah ke 6 Pengemasan Produk Olahraga.
Pengemasan produk olahraga termasuk menyajikan produk pada tata cara kemungkinan terbaik yang dapat mendorong target untuk mendapatkannya. Organisasi olahraga yang menginginkan komunitas yang peduli, mungkin menawarkan tiket diskon untuk rencana kegiatan sosial dan organisasi sosial. Aspek lain dari pengemasan adalah sebuah cara dimana perluasan produk (dijelaskan di langkah 2) yang tergabung dipengalaman olahraga secara keseluruhan. Beberapa tim olahraga dan acara olahraga menawarkan barang-barang seperti topi, kaos, jaket, jam tangan, dan sovenir lainnya. Oleh karna itu, pemasar olahraga harus sadar akan berbagai macam kejadian yang dapat diperkirakan dan tidak dapat diperkirakan. Pemasar olahraga harus menghantarkan penelitian untuk belajar apa keuntungan perusahaan yg menawarkan sponsor.
Infomasi ini sangat dibutuhkan sebelum memulai negosiasi, pemasar harus fleksibel tentang modifikasi pengemasan, untuk bertemu peminat dan membutuhkan sponsor perusahaan. Untuk merawat dan menguatkan hubungan kepercayaan, perubahan diantara orgnisasi dan sponsor perusahaan harus jujur dan adil (McCarville&copeland,1994). Sponsor dari produk olahraga perempuan, menyediakan kemungkinan yang unik untuk perusahaan yang peduli terhadap semua hal tentang perempuan. Contohnya, perusahaan asuransi pertanian negeri merupakan sponsor produk olahraga perempuan seperti skating, tennis, golf, basket, dan volly dengan motto "kita akan memberikan asuransi kepada semua pemain wanita untuk selalu bermain". Oleh karena itu, pemasar olahraga harus mengerti semua bagian-bagian yang berkontribusi untuk pengemasan produk yang mempengaruhi kesuksesan perencanaan pemasaran.
Langkah ke 7 Menentukan Nilai Produk dengan Menetapkan Harga.
Harga adalah elemen yang paling terlihat dan fleksibel karena diskon, rabat, dan kupon. menurut pitts dan stotlar (2002), pemasar harus mempertimbangkan empat faktor ketika mengembangkan strategi harga:
1.      Konsumen
Menganalisis semua aspek dari konsumen, termasuk demografi, psikografis, perilaku pembelian, dan preferensi media.
2.      Pesaing
Menganalisis persepsi konsumen dari nilai produk dibandingkan dengan semua produk yang bersaing, dan menganalisis harga pesaing.
3.      Perusahaan
Menganalisis biaya yang terlibat dalam memproduksi produk (bahan, peralatan, gaji, sewa), dan menetapkan harga minimum untuk menutupi biaya.
4.      Iklim
Menganalisis faktor-faktor eksternal, seperti undang-undang yang berkaitan dengan harga, peraturan pemerintah, situasi ekonomi, dan situasi politik.
Biasanya, konsumen menukar uang untuk produk dalam olahraga pemasaran. Namun, perdagangan adalah praktek umum. Menurut Gray (1996), organisasi olahraga atau peristiwa yang sering diperdagangkan tiket, dan iklan papan skor untuk barang dan jasa.
Faktor selain bantuan harga menentukan nilai suatu produk. Setiap konsumen memiliki sikap, preferensi, keyakinan, dan sejumlah uang yang dikeluarkan. Harga umumnya dibedakan berdasarkan konsumen, kemampuan, dan kemauan untuk melakukan waktu dan uang untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan olahraga.
Konsumen cenderung menyamakan harga dengan nilai. Oleh karena itu, olahraga waralaba baru harus sebanding dengan harga tiket agar dengan produk lain dapat bersaing (acara olahraga lainnya, film, teater, hiburan lainnya).
Managemen waktu penting untuk olahraga harga. Terjadi banyak hari dari permainan atau berjalan terjadi penjualan di pertandingan bisbol liga utama dari pada pertandingan basket NBA karena lebih banyak permainan dan kursi yang tersedia dengan harga yang lebih rendah di bisbol daripada di basket (Mullin, hardy, & sutton, 2000).
Organisasi olahraga juga dapat mengubah harga sesuai dengan lingkungan pasar atau kinerja tim. Selain itu, pemasar olahraga harus berusaha untuk menawarkan konsumen pengalaman yang memuaskan dengan manfaat yang dirasakan yang melampaui biaya pribadi dan keuangan yang dikenakan konsumen. Melibatkan mengkomunikasikan citra produk dengan target penonton yang dipilih untuk mempromosikan produk olahraga melibatkan campuran kegiatan yang terbaik 1). Mengkomunikasikan gambar yang diinginkan dari produk kepada khalayak sasaran atau konsumen, 2). Mendidik dan menginformasikan kepada konsumen atau khalayak sasaran tentang produk dan manfaat perusahaan, dan 3). Membujuk khalayak sasaran untuk membeli produk tersebut.
Keberhasilan penggunaan berbagai elemen promosi yang disajikan dalam bab ini karena itu memerlukan pemahaman antara lain sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pikiran, persepsi, dan tindakan dari target audiens,
2. Tujuan promosi yang jelas (mengenai penjualan, mempromosikan kesadaran, dan sebagainya)
3. Alat promosi yang sesuai atau tepat (radio, televisi, surat kabar, dan sebagainya) untuk menggunakan diberikan keunikan produk olahraga atau peristiwa,
4. Aspek lain dari rencana pemasaran berkoordinasi dengan unsur-unsur bauran promosi untuk menciptakan strategi terpadu yang akan mencapai tujuan dan sasaran pemasaran.



Elemen yang membentuk strategi promosi:
1.      Iklan. Salah satu cara dibayar pesan tentang produk olahraga (koran, majalah, TV, radio, surat langsung, papan skor, jadwal saku, program permainan, poster, iklan luar ruang, internet).
2.      Publisitas. Komunikasi belum dibayar tentang produk olahraga di mana sponsor biasanya tidak diidentifikasi dan pesan mencapai publik karena berita (siaran berita, iklan layanan masyarakat TV dan radio) kegiatan dan bujukan. promosi untuk mendorong konsumen untuk membeli produk olahraga.
3.      Hubungan Masyarakat. Kegiatan dan program yang membantu organisasi mengembangkan hubungan positif dengan khalayak target.
4.      Hubungan Masyarakat. Kegiatan dan program yang dirancang untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan masyarakat, dan dengan demikian menjalin hubungan baik dengan publik.
5.      Hubungan Media. Pemeliharaan jaringan dan hubungan positif dengan orang-orang di media untuk mendapatkan penceraham media yang positif bagi produk olahraga.
6.      Penjualan Pribadi. Tatap muka secara langsung komunikasi dengan individu, kelompok, atau organisasi untuk menjual tiket, suite mewah, atau sponsor.
7.      Sponsorship. Perjanjian tidak terbatas pada hak-hak dan manfaat sebagai berikut menggunakan organisasi olahraga atau logo acara, nama, atau merek dagang, asosiasi eksklusif dengan acara atau fasilitas.


Langkah 9: Tempat dan Produk Olahraga.
Langkah 9 adalah menganalisis tempat produk olahraga. tempat mengacu pada lokasi dari produk olahraga. faktor yang berhubungan dengan lokasi fisik dari olahraga dapat memiliki efek menguntungkan atau tidak menguntungkan pada rencana pemasaran.
Langkah 10: Janji Rencana Pemasaran Olahraga.
Langkah 10 sedang mengevaluasi sejauh mana rencana pemasaran bertemu janjinya untuk membantu mencapai misi organisasi. evaluasi ini membutuhkan memperoleh umpan balik tentang rencana pemasaran dari dalam dan luar organisasi. dalam kasus yang sama, rencana pemasaran mungkin tidak memiliki tujuan yang jelas terkait dengan misi organisasi dan nilai-nilai inti. Dalam kasus evaluasi rencana pemasaran mungkin menunjukkan bahwa itu tidak membantu.
NIKE Sponsor dari Ohio State University
Inti dari sponsor olahraga dapat diilustrasikan dengan sponsor dari Ohio State University (OSU) oleh Nike. Karena popularitas OSU kalangan konsumen olahraga di seluruh Amerika Serikat, visibilitas nasional tinggi OSU atletik, dan tradisi keunggulan sukses yang dialami oleh atlet OSU, Nike menandatangani sponsorship dengan OSU senilai $ 11.400.000 USD.
Olahraga pemasar yang mengembangkan rencana pemasaran terkait dengan misi dan nilai-nilai inti organisasi yang bersikap proaktif. Menurut covey (1989). "Orang Reaktif didorong oleh perasaan, oleh keadaan, oleh kondisi, dan dengan lingkungan mereka.
Pemasar olahraga mencari sponsor dari perusahaan harus yakin bahwa peristiwa olahraga mereka akan:
1. Memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan memenuhi tujuan pemasaran mereka dan tujuan
2. Menjadi cocok dengan gambar dan filosofi dari korporasi, dan
3. Menyediakan link ke konsumen yang korporasi berusaha untuk menarik minat konsumen.
Tantangan dan Arah di Olahraga Pemasaran
Hari ini dan di masa depan, pemasar olahraga harus mengakui risiko ini dan memantau strategi pemasaran mereka untuk memastikan bahwa mereka berkomunikasi gambar jujur ​​dan pesan tentang produk mereka yang konsisten dengan nilai-nilai inti dari organisasi mereka. Teknologi adalah pengaruh lingkungan yang berubah dengan cepat, dan kemajuan teknologi mempengaruhi bidang pemasaran olahraga setiap hari. Pemasar olahraga menghadapi dilema tentang bagaimana untuk memilih teknologi untuk tetap kompetitif dan tetap di ujung tombak tanpa menghabiskan uang pada teknologi yang cepat akan menjadi usang.
Konsumen olahraga keinginan dan kebutuhan juga mungkin berbeda berdasarkan pada berbagai faktor lain seperti jenis kelamin (selera unik perempuan dibandingkan dengan laki-laki) dan usia (kepentingan konsumen senior yang dibandingkan dengan generasi X).
Karakteristik demografis dan psikografis mengubah konsumen olahraga akan meningkatkan keragaman keseluruhan yang pemasar olahraga harus merespon karena mereka berusaha untuk mengembangkan rencana pemasaran yang sukses.
Kesempatan Kerja
1.      Asisten direktur, acara khusus dan promosi.
Bertanggung jawab untuk menulis siaran pers, mengembangkan daftar alamat, menandai panggilan telepon, dan membantu dengan pelaksanaan acara khusus promosi.
2.      Asisten direktur pemasaran olahraga.
calon harus memiliki komunikasi, organisasi, dan keterampilan penjualan.
3.      Asisten direktur hubungan masyarakat.
Kantor liga olahraga profesional adalah mencari diri individu termotivasi dengan pengalaman minimal tiga tahun bekerja di kantor humas dengan tim olahraga profesional.
4.      Koordinator pengembangan bisnis baru.
Tanggung jawab pekerjaan termasuk bekerja dengan wakil presiden pemasaran dan acara khusus dalam mengembangkan rencana strategis untuk memperluas pasar dan penonton, memperkuat dan memperluas keterlibatan akar rumput masyarakat dalam olahraga, dan menarik sponsor perusahaan baru.
5.      Manajer operasi Turnamen.
Tanggung jawab pekerjaan meliputi membantu direktur turnamen dengan operasi makanan dan minuman, fasilitas pengelolaan, dan koordinasi dan pelayanan pada operasi stand situs untuk perusahaan sponsor. perencanaan yang sangat baik, organisasi, interpersonal, dan keterampilan komunikasi yang diperlukan.
6.      Direktur pemasaran.
Tanggung jawab pekerjaan meliputi penjualan tiket dan promosi, mempromosikan tim olahraga individual, mengamankan sponsor perusahaan, menjual ruang iklan stadion dan iklan Program, dan mengembangkan dan menerapkan strategi pemasaran dan promosi lainnya.
7.      Direktur hubungan masyarakat.
Gelar sarjana dalam manajemen olahraga lebih disukai. tanggung jawab pekerjaan termasuk mengatur ceramah untuk pelatih dan pemain, mengatur klinik hoki es muda, pengorganisasian penampilan dari pelatih dan pemain dengan organisasi-organisasi amal, dan mengembangkan strategi lain untuk melibatkan pelatih dan pemain dalam kegiatan masyarakat dan kegiatan.
8.      Direktur pemasaran dan promosi.
Posisi ini termasuk meningkatkan kesadaran dan minat dalam olahraga pernah bermain secara profesional di daerah ini. direktur pemasaran dan promosi akan melaporkan langsung kepada pemilik tim dan bekerja sama dengan manajer umum dan personel tim lainnya.
Kesimpulan
Bab ini diuraikan dalam proses 10 langkah yang dapat digunakan untuk mengembangkan rencana pemasaran olahraga. Proses juga mencakup faktor tambahan seperti organisasi, pertimbangan lingkungan, dan konsumen terkait (tujuan, memproyeksikan pasar, positioning, memilih pemain, kemasan, dan janji). Oleh karena itu strategi bauran pemasaran taktis (produk, harga, promosi, tempat) harus berkomunikasi citra yang berbeda, positif, dan jujur ​​dari produk dan konsumen untuk siapa itu ditargetkan. Strategi tersebut akan memungkinkan organisasi olahraga untuk membangun posisi yang menguntungkan antara konsumen yang ditargetkan di pasar dan kemudian akan memenuhi janji pemasaran yang bertanggung jawab sosial yang terkait dan konsisten dengan nilai-nilai dan misi inti organisasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar